Tidur Berkualitas: Strategi Ampuh untuk Mendukung Kesehatan Penderita Diabetes

Read Time ~ 2 minutes

Seringkali diabaikan dalam rutinitas perawatan diabetes, mendapatkan Tidur Berkualitas yang cukup adalah strategi ampuh yang secara fundamental mendukung kontrol gula darah dan kesehatan metabolik secara keseluruhan. Bagi penderita diabetes, kurang tidur atau gangguan tidur kronis dapat memicu serangkaian respons hormonal yang meningkatkan resistensi insulin, membuat tubuh kurang efisien dalam menggunakan glukosa. Oleh karena itu, menjadikan Tidur Berkualitas sebagai prioritas sama pentingnya dengan mematuhi diet dan jadwal obat. Memahami hubungan antara istirahat malam dan glukosa darah adalah langkah vital menuju kemandirian finansial kesehatan jangka panjang.

Mekanisme hubungan ini terletak pada hormon. Kurang tidur, yang didefinisikan sebagai kurang dari tujuh jam per malam, meningkatkan kadar hormon stres kortisol. Kortisol memberi sinyal kepada hati untuk melepaskan glukosa tambahan ke dalam aliran darah. Selain itu, kurang tidur mengganggu keseimbangan dua hormon pengatur nafsu makan: meningkatkan ghrelin (hormon lapar) dan menurunkan leptin (hormon kenyang). Pergeseran ini menyebabkan peningkatan rasa lapar, terutama terhadap makanan tinggi karbohidrat dan gula, yang secara langsung merusak upaya pengendalian gula darah dan mendorong penambahan berat badan.

Untuk memastikan Tidur Berkualitas, penderita diabetes harus menerapkan kebersihan tidur yang ketat. Strategi pertama adalah menjaga jadwal tidur yang konsisten; usahakan tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari, termasuk akhir pekan. Strategi kedua adalah menciptakan lingkungan tidur yang ideal: kamar harus gelap, sejuk, dan tenang. Hindari penggunaan perangkat elektronik (ponsel, tablet) setidaknya satu jam sebelum tidur, karena cahaya biru dari layar dapat menekan produksi melatonin, hormon tidur.

Selain kebiasaan, penting bagi penderita diabetes untuk mengatasi masalah tidur yang mungkin berkaitan dengan kondisi mereka, seperti Sleep Apnea Obstruktif (SAO). SAO, yang umum terjadi pada orang dengan berat badan berlebih, menyebabkan pernapasan terhenti berulang kali selama tidur, yang sangat mengganggu Tidur Berkualitas dan memicu pelepasan hormon stres. Jika Anda sering mendengkur keras atau merasa lelah meskipun sudah tidur cukup lama, segera konsultasikan dengan dokter. Menurut laporan Klinik Tidur RSUP Fatmawati pada Maret 2025, penanganan SAO pada pasien diabetes dapat menurunkan kadar HbA1c mereka hingga 0,7% dalam waktu tiga bulan. Sebelum menjalani pemeriksaan SAO, pasien diminta untuk mengisi formulir riwayat tidur selama dua minggu, yang diserahkan kepada petugas medis pada hari Senin. Dengan fokus pada Tidur Berkualitas, penderita diabetes dapat memperbaiki respons tubuh terhadap insulin, menjadikan usaha diet dan olahraga mereka jauh lebih efektif.