Tekanan Mental dan Fluktuasi Berat Badan: Dampak pada Kesehatan Metabolik

Read Time ~ 2 minutes

Tekanan mental adalah pemicu kuat yang seringkali menyebabkan perubahan berat badan yang tidak sehat. Fenomena ini bervariasi; beberapa orang cenderung makan berlebihan sebagai mekanisme coping atau stress eating, sementara yang lain justru kehilangan nafsu makan secara drastis. Kedua respons ekstrem ini dapat berdampak negatif yang signifikan pada kesehatan metabolik tubuh, menciptakan ketidakseimbangan hormonal yang merugikan.

Saat menghadapi tekanan mental, tubuh melepaskan hormon stres seperti kortisol. Kortisol dapat meningkatkan nafsu makan, terutama untuk makanan tinggi gula dan lemak, yang memberikan efek comfort sesaat. Inilah yang sering terjadi pada stress eating, di mana makanan menjadi pelarian emosional. Konsumsi kalori berlebih ini, jika berkelanjutan, akan menyebabkan penambahan berat badan yang tidak sehat dan obesitas sentral.

Di sisi lain spektrum, tekanan mental juga bisa menyebabkan hilangnya nafsu makan. Stres dapat menekan sistem pencernaan, menyebabkan mual, nyeri perut, atau rasa penuh yang konstan. Bagi sebagian orang, stres juga memicu respons fight-or-flight yang mengalihkan fokus dari kebutuhan dasar seperti makan. Ini berujung pada penurunan berat badan yang drastis dan kekurangan nutrisi esensial.

Baik penambahan atau penurunan berat badan yang ekstrem akibat tekanan mental, keduanya berdampak buruk pada kesehatan metabolik. Penambahan berat badan meningkatkan risiko resistensi insulin, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung. Sementara itu, kekurangan nutrisi akibat penurunan berat badan dapat melemahkan sistem kekebalan, mengganggu fungsi organ, dan memperlambat metabolisme, mengancam keseimbangan tubuh secara menyeluruh.

Perubahan berat badan yang cepat juga dapat memengaruhi citra diri dan kesehatan mental. Penambahan atau penurunan berat badan yang tidak diinginkan bisa memicu perasaan tidak puas, rendah diri, atau memperburuk stres itu sendiri. Hal ini menciptakan lingkaran setan di mana masalah berat badan memperparah stres, dan stres kembali memengaruhi pola makan, sebuah siklus destruktif yang sulit diputus.

Mengelola tekanan mental secara efektif adalah kunci untuk menjaga berat badan yang sehat dan kesehatan metabolik. Strategi coping yang sehat seperti olahraga, meditasi, mencari dukungan sosial, atau terapi, dapat membantu mengurangi stress eating atau mengembalikan nafsu makan. Penting juga untuk fokus pada pola makan seimbang dan gaya hidup aktif.

Singkatnya, tekanan mental memiliki dampak signifikan pada berat badan dan kesehatan metabolik. Baik stress eating yang menyebabkan obesitas sentral atau hilangnya nafsu makan yang memicu kekurangan nutrisi dapat merugikan tubuh. Mengelola tekanan mental adalah langkah esensial untuk menjaga keseimbangan tubuh dan mencegah siklus destruktif perubahan berat badan yang tidak sehat.