Silent Killer Ginjal: 5 Kebiasaan Harian yang Diam-diam Merusak Fungsi Ginjal

Read Time ~ 2 minutes

Ginjal adalah filter utama tubuh, bekerja tanpa henti untuk membuang racun dan kelebihan cairan, serta menjaga keseimbangan kimia dalam darah. Kerusakan pada ginjal seringkali tidak menunjukkan gejala hingga fungsinya menurun drastis, menjadikannya julukan yang tepat sebagai Silent Killer Ginjal. Di tengah rutinitas harian yang padat, banyak kebiasaan sepele yang secara perlahan namun pasti merusak kemampuan ginjal untuk berfungsi optimal. Mengenali dan menghentikan 5 kebiasaan buruk ini adalah pertahanan terbaik melawan Penyakit Ginjal Kronis (PGK). Silent Killer Ginjal ini beroperasi di balik layar, mengikis kesehatan tanpa kita sadari.

Berikut adalah 5 kebiasaan harian yang paling sering diabaikan sebagai pemicu rusaknya Silent Killer Ginjal:

1. Kurang Minum Air Putih (Dehidrasi Kronis) Kebiasaan paling umum yang merusak ginjal adalah mengganti air putih dengan minuman manis, kopi, atau minuman berenergi. Ginjal membutuhkan air yang cukup untuk melarutkan dan mengeluarkan racun. Dehidrasi kronis memaksa ginjal bekerja lebih keras dengan cairan yang minim, yang dapat meningkatkan risiko terbentuknya batu ginjal dan mempercepat kerusakan sel-sel ginjal. Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) merekomendasikan asupan cairan minimal 8 gelas (sekitar 2 liter) air putih per hari bagi orang dewasa yang sehat, dan lebih banyak lagi jika beraktivitas berat.

2. Konsumsi Garam dan Gula Berlebihan Diet tinggi garam dan gula adalah Silent Killer Ginjal. Asupan natrium berlebih memaksa ginjal bekerja ekstra keras untuk membuangnya, yang meningkatkan tekanan darah (Hipertensi). Hipertensi adalah penyebab utama kedua kerusakan ginjal. Sementara itu, gula berlebih (terutama fruktosa) mengganggu metabolisme, berkontribusi pada diabetes yang merupakan penyebab utama PGK. Dinas Kesehatan Provinsi telah meluncurkan kampanye “Batasi GGL” (Gula, Garam, Lemak), menyarankan pembatasan garam harian maksimal 5 gram (1 sendok teh).

3. Penggunaan Obat Penghilang Nyeri (NSAID) Tanpa Pengawasan Obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID), seperti ibuprofen dan naproxen, jika dikonsumsi secara rutin atau dalam dosis tinggi tanpa resep dokter, dapat mengurangi aliran darah ke ginjal, menyebabkan kerusakan permanen. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melarang penggunaan NSAID lebih dari 10 hari berturut-turut tanpa konsultasi medis.

4. Kurang Tidur dan Stres Kronis Kurang tidur mengganggu ritme sirkadian dan regulasi hormon, yang dapat memengaruhi fungsi ginjal. Ginjal memiliki ritme kerja tersendiri, dengan aktivitas yang lebih teratur saat kita tidur. Kurang tidur dan stres kronis memicu pelepasan hormon kortisol yang dapat meningkatkan tekanan darah dan gula darah, dua faktor risiko utama PGK.

5. Menahan Buang Air Kecil Menahan urine dalam waktu lama meningkatkan tekanan di ginjal dan kandung kemih. Kebiasaan ini meningkatkan risiko infeksi saluran kemih (ISK) yang, jika tidak diobati, dapat menyebar ke ginjal (pielonefritis) dan menyebabkan kerusakan ireversibel.

Untuk menghindari ancaman ini, Puskesmas setempat telah menetapkan hari Jumat di setiap minggu kedua sebagai hari screening tekanan darah dan edukasi hidrasi bagi warga berusia di atas 30 tahun, menekankan bahwa pencegahan adalah kunci untuk menjaga Silent Killer Ginjal ini tetap sehat.