Osteoporosis adalah kondisi kesehatan yang ditandai dengan penurunan kepadatan tulang, membuat tulang menjadi lemah dan lebih rentan terhadap patah. Meskipun dapat memengaruhi seluruh kerangka tubuh, osteoporosis seringkali berdampak signifikan pada tulang belakang. Pengeroposan tulang belakang akibat osteoporosis dapat menyebabkan fraktur kompresi, yang dapat menimbulkan rasa sakit kronis, perubahan postur tubuh, dan penurunan kualitas hidup. Memahami lebih lanjut tentang osteoporosis dan dampaknya pada tulang belakang sangat penting untuk pencegahan dan penanganan dini.
Proses pengeroposan tulang pada osteoporosis terjadi secara bertahap dan seringkali tanpa gejala yang jelas pada awalnya. Seiring waktu, tulang kehilangan kepadatan mineralnya, menjadi lebih berpori dan rapuh. Pada tulang belakang, kondisi ini dapat menyebabkan ruas tulang menjadi lebih mudah patah, bahkan akibat tekanan ringan seperti batuk atau bersin. Fraktur kompresi pada tulang belakang dapat menyebabkan nyeri punggung yang hebat, penurunan tinggi badan, dan postur tubuh yang membungkuk (kifosis).
Beberapa faktor risiko dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena osteoporosis, termasuk usia lanjut, jenis kelamin wanita (terutama setelah menopause), riwayat keluarga osteoporosis, kekurangan kalsium dan vitamin D, gaya hidup sedentary, merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan penggunaan obat-obatan tertentu seperti kortikosteroid dalam jangka panjang. Deteksi dini osteoporosis penting untuk mencegah terjadinya patah tulang. Pemeriksaan kepadatan tulang (densitometri tulang atau DEXA scan) adalah cara utama untuk mendiagnosis osteoporosis.
Menurut data dari National Osteoporosis Society di Inggris, yang diperbarui pada hari Senin, 21 April 2025, pukul 09.00 waktu setempat, “Osteoporosis menyebabkan jutaan patah tulang setiap tahunnya, dan fraktur tulang belakang adalah salah satu komplikasi yang paling umum dan menyakitkan. Langkah-langkah pencegahan sejak usia muda sangat penting untuk membangun kepadatan tulang yang kuat dan mengurangi risiko di kemudian hari.”
Pencegahan osteoporosis dan dampaknya pada tulang belakang melibatkan beberapa strategi. Asupan kalsium dan vitamin D yang cukup melalui diet dan suplemen (jika diperlukan), olahraga teratur terutama latihan beban untuk memperkuat tulang dan otot, menghindari merokok dan konsumsi alkohol berlebihan, serta mempertahankan berat badan yang sehat sangat penting. Bagi mereka yang telah didiagnosis osteoporosis, pengobatan mungkin melibatkan perubahan gaya hidup, suplemen, dan obat-obatan yang membantu memperlambat pengeroposan tulang dan meningkatkan kepadatan tulang, sehingga mengurangi risiko patah tulang belakang.