Mengenali Sindrom Terowongan Pronator: Saraf Median Terjepit di Lengan Bawah

Read Time ~ 2 minutes

Sindrom Terowongan Pronator adalah kondisi saraf terjepit yang melibatkan saraf median, namun bukan di pergelangan tangan seperti carpal tunnel syndrome. Sebaliknya, kompresi terjadi di lengan bawah, terutama saat saraf median melewati otot pronator teres yang tebal. Kondisi ini sering kali menimbulkan nyeri di lengan bawah dan gejala lain yang mirip dengan carpal tunnel syndrome, membuat diagnosisnya cukup menantang.

Gejala utama Sindrom Terowongan Pronator adalah nyeri yang terasa dalam di lengan bawah, biasanya di bagian depan dekat siku. Nyeri ini bisa menjalar ke pergelangan tangan dan tangan. Selain nyeri, penderita juga sering merasakan kesemutan atau mati rasa pada ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, dan sebagian jari manis, persis seperti yang terjadi pada carpal tunnel syndrome.

Yang membedakan Sindrom Terowongan Pronator dari carpal tunnel syndrome adalah lokasi jepitan sarafnya. Pada sindrom terowongan pronator, tekanan terjadi lebih tinggi di lengan bawah, di sekitar otot pronator teres. Gejala biasanya diperparah oleh aktivitas yang melibatkan pronasi (memutar) lengan bawah atau fleksi siku, seperti memutar obeng atau mengangkat benda.

Penyebab umum dari Sindrom Terowongan Pronator meliputi aktivitas berulang yang melibatkan pronasi lengan bawah dan fleksi siku, seperti pekerjaan manual atau olahraga tertentu. Pembengkakan otot pronator teres akibat penggunaan berlebihan, atau variasi anatomi di mana saraf melewati otot, juga dapat menjadi pemicu jepitan saraf.

Diagnosis bisa rumit karena gejalanya yang tumpang tindih dengan carpal tunnel syndrome. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, menguji kekuatan otot dan sensasi di area yang terdampak. Manuver provokasi yang menekan otot pronator teres atau memutar lengan bawah seringkali dapat memicu gejala, membantu dokter melokalisir masalahnya.

Untuk mengonfirmasi diagnosis dan membedakannya dari kondisi lain, studi konduksi saraf (NCS) dan elektromiografi (EMG) seringkali digunakan. Tes ini dapat membantu mengidentifikasi lokasi pasti jepitan saraf median di lengan bawah, memastikan bahwa masalahnya memang dan bukan dari area lain seperti pergelangan tangan.

Penanganan umumnya dimulai dengan pendekatan konservatif. Ini meliputi istirahat, menghindari aktivitas yang memperburuk kondisi, dan penggunaan obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS). Fisioterapi juga sangat direkomendasikan untuk meregangkan otot pronator teres dan memperkuat otot-otot di sekitarnya.