Perubahan drastis pola kerja menjadi Work From Home (WFH) telah membawa kemudahan dan fleksibilitas, namun di balik layar kenyamanan tersebut, tersimpan ancaman kesehatan serius yang dikenal sebagai Gaya Hidup Sedenter. Istilah ini merujuk pada kebiasaan menghabiskan sebagian besar waktu dalam posisi duduk atau berbaring tanpa aktivitas fisik yang memadai, suatu kondisi yang diperparah oleh minimnya pergerakan yang biasanya terjadi di kantor (seperti berjalan ke ruang rapat atau menaiki tangga). Gaya Hidup Sedenter telah diidentifikasi oleh para ahli sebagai faktor risiko independen untuk berbagai penyakit kronis, terlepas dari apakah seseorang berolahraga secara teratur atau tidak. Penting sekali untuk menyadari dan mengatasi Gaya Hidup Sedenter ini sebelum dampak kesehatannya menjadi permanen.
Salah satu dampak paling nyata dari Gaya Hidup Sedenter adalah peningkatan risiko penyakit metabolik. Ketika kita duduk terlalu lama, metabolisme tubuh melambat drastis. Enzim yang bertanggung jawab memecah lemak dalam darah (lipoprotein lipase) menurun aktivitasnya hingga 90%, yang berkontribusi pada penimbunan lemak, terutama di area perut. Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada Maret 2025, tercatat peningkatan kasus obesitas sentral dan diabetes tipe 2 sebesar 15% di kalangan pekerja kantoran yang beralih ke WFH penuh waktu. Data ini menegaskan korelasi langsung antara kurangnya aktivitas sehari-hari dan gangguan metabolisme.
Untuk mengatasi Gaya Hidup Sedenter, diperlukan modifikasi perilaku dan lingkungan kerja yang cerdas. Solusi yang paling efektif adalah mengadopsi konsep “Pergerakan Mikro”. Hal ini berarti memasukkan sesi pergerakan singkat, namun sering, di sela-sela jam kerja. Misalnya, menerapkan aturan 20-20-20 (setiap 20 menit duduk, lihat objek sejauh 20 kaki selama 20 detik) untuk kesehatan mata, dan berdiri tegak setiap 45 menit untuk melakukan peregangan ringan.
Penting juga untuk mengatur waktu istirahat secara fisik. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DKI Jakarta dalam panduan ergonomi kerja WFH yang dirilis pada 10 Juni 2025 menyarankan agar pekerja WFH menjadwalkan setidaknya 5 menit stretching setiap jam, dan melakukan power walk atau jalan kaki cepat selama 15 menit saat istirahat makan siang. Strategi-strategi ini membantu memecah siklus duduk yang berkepanjangan, menjaga sirkulasi darah tetap lancar, dan mengaktifkan otot-otot besar. Dengan kesadaran dan disiplin yang kuat, kita dapat menaklukkan Gaya Hidup Sedenter dan menjaga kesehatan fisik di era digital ini.
