Banyak orang seringkali tertukar antara asam urat dan rematik karena keduanya dapat menimbulkan rasa nyeri pada persendian. Padahal, penyebab, gejala, dan penanganannya sangat berbeda. Memahami perbedaan mendasar dalam rasa nyeri yang ditimbulkan keduanya sangat penting untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Jangan biarkan rasa nyeri mengganggu kualitas hidup Anda, kenali perbedaannya sekarang!
Perbedaan utama terletak pada penyebabnya. Asam urat disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat di persendian akibat kadar asam urat yang tinggi dalam darah. Sementara itu, rematik adalah istilah umum untuk berbagai kondisi autoimun atau peradangan kronis yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan dapat menyebabkan peradangan pada sendi, otot, dan jaringan ikat lainnya.
Lalu, bagaimana cara membedakan rasa nyeri akibat kedua kondisi ini? Berikut beberapa poin penting:
- Lokasi Nyeri: Nyeri asam urat umumnya menyerang satu sendi pada satu waktu, paling sering pada jempol kaki. Serangan bisa juga terjadi pada pergelangan kaki, lutut, atau jari tangan. Sementara itu, nyeri rematik cenderung menyerang banyak sendi secara simetris (misalnya, kedua lutut atau kedua pergelangan tangan).
- Karakteristik Nyeri: Nyeri asam urat biasanya datang tiba-tiba, sangat hebat, terasa panas, berdenyut-denyut, dan disertai kemerahan serta pembengkakan pada sendi yang terkena. Serangan nyeri asam urat bisa berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari. Di sisi lain, nyeri rematik biasanya berkembang secara bertahap, terasa kaku terutama di pagi hari (lebih dari 30 menit), dan dapat disertai dengan kelelahan serta gejala sistemik lainnya.
- Waktu Terjadinya Nyeri: Serangan asam urat sering terjadi pada malam hari atau dini hari. Nyeri rematik cenderung lebih terasa kaku dan nyeri di pagi hari setelah bangun tidur dan dapat membaik seiring aktivitas.
- Faktor Pemicu: Serangan asam urat sering dipicu oleh konsumsi makanan tinggi purin (seperti jeroan, seafood tertentu, dan minuman manis), alkohol, dehidrasi, atau cedera. Rematik adalah penyakit autoimun yang pemicunya tidak selalu jelas, tetapi faktor genetik dan lingkungan berperan.
Informasi Penting:
- Jika Anda mengalami rasa nyeri persendian yang tidak tertahankan, segera konsultasikan dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes darah (untuk mengukur kadar asam urat dan penanda inflamasi) untuk menegakkan diagnosis yang tepat.
- Penanganan asam urat dan rematik sangat berbeda. Asam urat biasanya diobati dengan obat-obatan penurun asam urat dan pereda nyeri saat serangan. Rematik memerlukan pengobatan jangka panjang dengan obat-obatan anti-inflamasi, obat-obatan yang memodifikasi penyakit (DMARDs), dan terapi fisik.
- Pola hidup sehat, termasuk menjaga berat badan ideal, menghindari makanan tinggi purin (untuk asam urat), dan berolahraga teratur (sesuai anjuran dokter), dapat membantu mengelola kedua kondisi ini.
Referensi Data (Fiktif):
Berdasarkan catatan laporan dari Klinik Sehat Bahagia pada hari Jumat, 18 April 2025, tercatat peningkatan pasien yang mengeluhkan rasa nyeri pada persendian. Dokter spesialis penyakit dalam, dr. Amelia Putri, Sp.PD., menjelaskan bahwa penting bagi pasien untuk mendeskripsikan secara detail karakteristik rasa nyeri yang dialami, termasuk lokasi, waktu, dan faktor pemicunya. Pada sesi edukasi pasien yang diadakan di ruang tunggu klinik pukul 14.00 WIB, dr. Amelia mencontohkan perbedaan rasa nyeri antara serangan asam urat yang mendadak dan hebat di jempol kaki dengan rasa nyeri kaku dan simetris pada beberapa sendi yang sering dialami pasien rematik. Petugas pendaftaran, Suster Rina, mencatat antusiasme pasien dalam memahami perbedaan kedua kondisi tersebut.
Disclaimer: Artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi dan bukan merupakan pengganti nasihat medis profesional. Selalu konsultasikan dengan 1 dokter untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.