Waspadai! 5 Jenis Penyakit yang Mengintai Setelah Membuat Tato Baru

Read Time ~ 2 minutes

Memasang tato telah menjadi bentuk ekspresi diri yang populer. Namun, proses pembuatan tato yang tidak higienis atau perawatan setelahnya yang kurang tepat dapat meningkatkan risiko berbagai jenis penyakit. Penting untuk memahami potensi risiko kesehatan ini agar Anda dapat mengambil langkah pencegahan yang diperlukan.

Berikut adalah 5 jenis penyakit yang perlu diwaspadai setelah membuat tato baru:

  1. Infeksi Bakteri Lokal: Ini adalah jenis penyakit yang paling umum terjadi setelah pemasangan tato. Bakteri seperti Staphylococcus atau Streptococcus dapat masuk ke dalam kulit melalui jarum yang tidak steril atau perawatan luka yang buruk. Gejalanya meliputi kemerahan yang berlebihan, bengkak, rasa sakit yang meningkat, keluarnya nanah, dan demam. Berdasarkan laporan dari Klinik Kesehatan “Tattoo Safe” di London pada hari Senin, 17 Maret 2025, sekitar 12% pasien yang baru membuat tato mengalami infeksi bakteri lokal dalam dua minggu pertama.
  2. Infeksi Virus: Beberapa jenis penyakit virus juga dapat ditularkan melalui praktik tato yang tidak aman, termasuk Hepatitis B dan Hepatitis C. Virus-virus ini menyerang hati dan dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang. Petugas dari Dinas Kesehatan Kota Manchester melakukan inspeksi mendadak pada tanggal 25 Januari 2025 dan menemukan beberapa studio tato yang tidak mengikuti standar sterilisasi yang ditetapkan, meningkatkan risiko penularan penyakit virus. Gejala awal infeksi virus mungkin tidak spesifik, sehingga penting untuk melakukan pemeriksaan jika ada kekhawatiran.
  3. Reaksi Alergi: Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap tinta tato, terutama tinta berwarna merah. Reaksi alergi ini termasuk salah satu jenis penyakit kulit yang dapat muncul berupa ruam gatal, kemerahan, bengkak, dan bahkan lepuhan di area tato. Dr. Eleanor Vance, seorang dermatolog di Rumah Sakit Royal Free London, mencatat adanya peningkatan kasus reaksi alergi terhadap tinta tato dalam setahun terakhir, seperti yang dilaporkan pada konferensi dermatologi tanggal 5 Februari 2025. Reaksi alergi bisa muncul segera setelah pembuatan tato atau bahkan beberapa tahun kemudian.
  4. Infeksi Jamur: Meskipun tidak seumum infeksi bakteri atau virus, infeksi jamur juga merupakan salah satu jenis penyakit yang mungkin terjadi setelah membuat tato. Jamur dapat tumbuh subur di area kulit yang lembap dan tidak terawat dengan baik. Gejalanya meliputi ruam merah yang terasa gatal dan bersisik. Kasus infeksi jamur pada tato dilaporkan oleh perawat di Klinik Kulit “Healthy Skin” Birmingham pada tanggal 2 April 2025, terutama pada tato yang terletak di area yang sering tertutup dan lembap.
  5. Keloid: Keloid bukanlah infeksi, tetapi merupakan pertumbuhan jaringan parut yang berlebihan sebagai respons terhadap luka tato. Kondisi ini termasuk salah satu jenis penyakit kulit yang dapat menyebabkan benjolan tebal dan menonjol di area tato. Orang dengan riwayat keluarga keloid lebih berisiko mengalaminya. Sebuah studi kasus yang didokumentasikan di Jurnal Dermatologi Inggris pada tanggal 10 Januari 2025 menyoroti pentingnya menginformasikan kepada seniman tato tentang riwayat keloid sebelum proses pembuatan tato.

Untuk meminimalkan risiko berbagai jenis penyakit setelah membuat tato, pastikan Anda memilih studio tato yang memiliki reputasi baik, menggunakan peralatan steril dan jarum sekali pakai, serta mengikuti instruksi perawatan luka dengan seksama. Jika Anda mengalami gejala-gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.